Tari Persaudaraan yang Terinspirasi dari Tradisi Menenun Songket

Tradisi menenun di masyarakat Palembang, Sumatera Selatan, sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Hasil tenun songket Palembang terkenal memiliki corak yang indah dengan menggunakan benang yang dilapisi emas. Tradisi menenun dahulu kerap dilakukan oleh perempuan Palembang.  Sementara, hasil kain tenun menjadi bahan baku utama dalam pembuatan pakaian adat perkawinan yang dikenakan oleh mempelai perempuan.
Terinspirasi dari tradisi menenun itulah kemudian lahir sebuah garapan tari kreasi yang berjudul tari rampak kipas songket brada. Tarian ini menceritakan tentang ketekunan dan kegembiraan para gadis Palembang dalam kegiatan menenun songket.
Secara umum, tari rampak kipas songket brada merupakan tari kreasi yang ditarikan oleh lima orang penari. Jumlah tersebut bukanlah aturan baku dalam tarian, sehingga jumlah penari bisa ditambah dan dikurangi sesuai dengan besar kecilnya panggung yang digunakan.
Dari garapan kostum, tari rampak kipas songket brada menggunakan baju kurung khas Palembang yang telah dimodifikasi. Meski telah dimodifikasi, ciri khas sebagai baju adat khas Palembang tidak hilang. Hal tersebut terlihat dari warna emas yang mendominasi warna pakaian, selain juga penggunaan kain songket di bagian bawahnya. Sementara bagian kepala penari dihias dengan mahkota bunga serupa kembang goyang. Tidak lupa kipas yang digunakan sebagai properti terpenting dalam pementasan tarian ini.
Gerakan tari rampak kipas songket brada didominasi oleh gerakan tangan. Gerakan tangan tersebut menggambarkan para gadis Palembang yang bergembira dalam tradisi menenun membuat kain songket. Di bagian akhir pementasan, para penari akan mengeluarkan kipas sebagai ciri utama dalam pementasan tarian ini.
Sementara dari garapan musiknya, tari kreasi rampak kipas songket brada diiringi oleh alunan musik dari perpaduan alat musik pukul seperti kendang dan perkusi yang diperdengarkan secara rampak. Tidak lupa dengan tambahan alunan akordian sebagai ciri khas dari musik Melayu Sumatera. Tempo musik dibuat berubah-ubah disesuaikan dengan gerak tarian.
Meski sebagai tari kreasi, tarian asal Palembang ini juga kaya akan makna di dalamnya. Makna tarian ini mengangkat arti penting mempertahankan tradisi songket di masyarakat Palembang. Apalagi tradisi tersebut telah lama ada dalam kebudayaan masyarakat Palembang. Songket juga menjadi simbol yang mengikat persaudaran sesama masyarakat Palembang dengan masyarakat nusantara dan dunia.

No comments:

Post a Comment